Perfume: The Story Of Murdered

by - 1:38 PM

 
Hanya satu kata "WOW", film ini bener-benar dibuat sesuai dengan novelnya. Jadi nggak heran kalau film ini juga pantas diacungi seratus jempol sama seperti novelnya juga. 
Film yang memakan dana sebesar 5o juta Euro ini membuatnya menjadi film termahal yang dibuat oleh Jerman.  Film yang disutradarai oleh Tom tykwer berdasarkan novel aslinya, Perfume oleh Patrick Suskind, ini berhasil meraih keuntungan sebesar $135,039,943 dari seluruh dunia. Wow! Bener-bener WOW! Nggak rugi deh nonton filmnya, soalnya ceritanya bener-bener sesuai dengan novelnya, jadi para pengaggum novelnya pasti nggak bakal kecewa. 

Film ini bener-bener sukses, terutama di Eropa.
Dirilis di Jerman 14 September 2006 dan menjadi urutan pertama di deretan box office selama tiga minggu pertama pemutaran perdananya. Dan tidak kurang dari 1.040.000 orang yang menontonya pada empat hari pemutaran pertamanya di Jerman.
Banyak sih yang ngasih kritikan sama film ini, tapi menurutku yang udah duluan baca novelnya, dan akhirnya di visualisasikan dalam bentuk film, sangat-sangat berterimakasih sama si sutradara and produsernya karena udah bikin film ini ADA.
Danke!

SINOPSIS
Cerita diawali oleh kelahiran Grenouille di pasar yang sumpah, jorok banget! Dia dilahirkan begitu saja oleh sang ibu, karena ibunya udah biasa melahirkan di bawah kolong tempat dia jual ikan. Si ibu mengira si jabang bayi sudah meninggal dan berencana membuangnya nanti bersama sisa-sisa perut ikan yg dia jual. . Pada saat itu, hal tersebut merupakan tindak kriminal yang tidak termaafkan, jadi tangisan pertama Grenouille mengantarkan ibunya ke tiang gantungan.

Grenouille pun dikirim ke panti asuhan. Dari kecil ia sudah menampakkan keanehan-keanehan dan setiap orang akan merasa takut jika berdekatan dengannya. Setelah remaja ia dijual oleh si ibu panti ke tukang samak kulit kambing. Disanalah ia besar dengan segala kepatuhan.

Penciumannya yang tajam membuatnya bisa menghirup berbagai macam aroma yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain. Ia menjadi rakus akan aroma dan berkeinginan untuk menghirup dan mengenal segala macam aroma di seluruh dunia.

Pada suatu ketika, si Grenouille ikut ke kota membantu bosnya untuk mengantar kulit kambing. Disitulah ia bertemu dengan seorang gadis cantik yang memiliki aroma tubuh yang benar-benar memikat.  

Ia terpesona dan mengikutinya dan tanpa sengaja membunuhnya. Grenouille sangat menyesali perbuatannya, bukan karena ia telah membunuh tapi karena ketika sang gadis mati aromanya pun juga ikut menghilang.

Akhirnya Grenouille mendatangi seorang ahli parfum terkenal namun hampir bangkrut, Giuseppe Baldini di Paris, dan meminta diajarkan untuk mempertahankan aroma segala benda, yang sebenarnya mungkin maksud Grenouille adalah manusia. Dan untuk meyakinkan si ahli parfume yang hampir bangkrut ini, Grenouille menciptakan parfume yang sama persis dengan parfume yang paling terkenal saat itu. Padahal ia tak punya keahlian apa-apa selain penciumannya yang tajam.


Apa yang dilakukan Grenouille membuat Baldini terpesona, dan segera membelinya dengan harga mahal dari si tukang samak kulit kambing. Dan sama seperti nasib yang dialami ibunya dan pemilik panti, bapak bos tukang samak kambing pun akhirnya mati mengenaskan, mabuk dan tenggelam setelah ditinggal oleh Grenouille.

Grenouille pun bekerja membuat berbagai macam parfume baru yang menbuat Baldini menjadi terkenal lagi. Giuseppe Baldini pun akhirnya mengatasnamakan semua karya Grenouille  atas namanya, tapi Grenouille tidak masalah akan hal tersebut asalkan ia diperbolehkan untuk bermain dengan alat-alat dan bahan-bahan parfume milik Baldini dan diajari bagaimana caranya mempertahankan aroma.

Kemudian, Baldini mengajarkan inti dari sebuah parfum.


Baldini mengajarkan bahwa parfume itu terbagi menjadi tiga bagian: luar, inti, dan dasar. Masing-masing bagian memiliki 4 esensi jadi totalnya ada 12 esensi. Bagian luar memiliki kesan pertama yang aromanya hanya berlangsung beberapa menit. Kemudian beralih ke bagian inti yang merupakan tema dari parfume yang bertahan selama beberapa jam. Dan akhirnya pada bagian dasar merupakan jejak dari parfum dan berlangsung selama beberapa hari. 

Baldini menambahkan bahwa orang Mesir percaya kalau parfume yang asli jika ditambahkan satu esensi tambahan yakni esensi ke-13, maka akan menjadi parfume yang sangat kuat dan dapat membuat orang yang menciumnya merasa seperti di surga. Ke-12 esensi sudah ditemukan tapi esensi ke-13 yang merupakan esensi utama tidak pernah teridentifikasi. Inilah yang memicu Granouille ingin pergi ke Grasse, tempat yang dikatakan Baldini sebagai kota dimana para ahli Parfume lahir dan bersaing.


Setelah belajar bagaimana caranya mengekstrak esensi dari suatu benda dengan Baldini, Grenouille tidak cukup puas. Ia bahkan jatuh sakit dan sekarat. Baldini yang merasa ladang emasnya hampir mati, memanggil dokter terhebat untuk menyembuhkan Grenouille, namun upayanya tidak membuahkan hasil. Dalam keputus asaan itu, Grenouille tiba-tiba bangun dan bertanya apakah jika ia pergi ke Grasse dia bisa belajar cara mempertahankan aroma. Saat Baldini mengiyakan, seketika Grenouille menjadi sadarkan diri dan berangsur-angsur sehat kembali. Baldini mau melepaskan Grenouille dan memberikannya surat pengantar untuk mempermudahnya masuk ke kota Grasee dengan syarat Grenouille membuatkan tidak kurang dari seratus resep parfume yang bisa ia jual nantinya.

Grenouille menyanggupi syarat tersebut agar bisa pergi ke Gresse untuk belajar teknik 'enfleurage' yaitu metode menangkap minyak esensi. Grenouille meninggalkan baldini dengan 100 formula parfume  yang membuat Baldini mau melepas kepergiannya. Tapi secara aneh, Baldini meninggal ditimpa rumahnya setelah beberapa menit kepergian Grenouille.Dan Baldini pun bergabung dalam deretan orang-roang yang meninggal setelah keprgian Grenouille dari kehidupan mereka.

Dalam perjalanan ke Gresse, Grenouille sempat teralihkan perhatiannya dan menjadi orang gua selama beberapa tahun. Menikmati ketidaberadaannya dan menyatu dengan alam. Tapi suatu hari ia tersadar akan satu hal, semua hal di dekatnya memiliki bau, semua benda, semua makhluk, kecuali dia. Akhirnya Grenouille menyadari tujuannya semula dan kembali berjalan menuju Gresse. Ia ingin mencari baunya sendiri. Bau dengan 13 esensi yang ia ciptakan dalam bentuk sebuah parfume.

Di Gresse lah, Grenouille bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik dengan aroma yang sangat memabukkan, Laura. 



Ia tak ingin kehilangan aroma tubuh yang memikat  itu lagi. Karena itu ia menyimpan Laura sebagai esensi ke 13. Sebelum itu, ia mulai membunuh gadis-gadis tercantik di kota Gresse sebagai ke 12 esensi. Dari pelacur, putri bangsawan, hingga biarawati, dibunuh dengan rapi dan dijadikan ke-12 esensi Grenouille. Semua korban ditinggal dalam keadaan telanjang bulat tanpa rambut. Awalnya para petinggi kota beranggapan bahwa pembunuhnya adalah pemerkosa, namun setelah mayat-mayat korban diidentifikasi, mereka ditinggalkan dalam keadaan masih perawan - kecuali si pelacur.

Dan ketika ke-12 esensinya lengkap, ia sudah siap untuk memanen esensi ke-13, Laura, gadis cantik putri saudagar kaya.



Namun sebelum rencana tersebut terwujud, ayah Laura, Antoine Richis membawa kabur anaknya dari kota yang sangat tidak aman tersebut. Ia yakin bahwa si pembunuh berantai gadis perawan di Gresse pastilah mengincar putrinya juga. Richis pun membawa kabur Laura dan singgah disebuah penginapan terpencil tanpa tahu kalau Grenouille sudah mengikuti mereka. Dan ketika semua orang di kota mendapatkan bukti bahwa Grenouille lah sang pembunuh tersebut, Grenouille telah mendapatkan esensi ke-13 nya.





Grenouille pun ditangkap, namun ia tak sakit hati. Dengan parfume 13 esensi ditangannya, ia merasa puas. Saatnya lah ia menguji parfume tersebut di depan ribuan orang yang membencinya, di kota Gresse saat ia mendapatkan hukuman mati. Semua orang mengeluarkan sumpah serapah atas kekejian yang telah ia lakukan terhadap gadis-gadis yang tidak berdosa di kota itu, berharap segera melihat kepalanya dipenggal oleh sang algojo, namun keanehan pun terjadi saat Grenouille keluar dari kereta yang membawanya ke tempat eksekusi.  Orang-orang tiba-tiba tak lagi mampu mebencinya. Mereka semua berubah, berbalik mencintainya, menghormatinya, memujanya, menangis karenanya. Sang pastur pun bersujud padanya dan menyebutnya sebagai malaikat dan tidak bersalah. 


Baldini benar, ke -13 esensi dalam parfume yang ia pakai membuat semua orang yang ada disitu merasakan surga dan menggapnya sebagai malaikat.





Dan dengan aroma tersebut yang terbawa angin dan menyentuh semua indera penciuman seluruh warga kota yang ada disitu, orang-orang seakan dibuat lupa dan kehilangan logika. Hingga terjadilah perzinahan masal, akibat ketidak sadaran ribuan orang tersebut. Antoine Richis, yang sejak awal begitu membencinya, karena telah membunuh putri tunggal kesayangannya, berbalik mencintainya dan mengingkan Grenouille menjadi anaknya. Awalnya Grenouille bangga, namun akhirnya ia merasakan kehampaan yang aneh dan menyakitkan. Ia ingin dicintai secara wajar bukan dipuja.


Akhirnya ia memutuskan untuk pergi dari Gresse. Orang-orang di Gresse yang terbangun dalam keadaan telanjang dan malu menggap hal tersebut tidak pernah terjadi. Tidak membicarakannya dan menghukum orang lain sebagai tersangka pembunuhan. Lalu mengaggap kejadian tersebut sudah selesai.


Sedangkan Grenouille, ia kembali ke Paris. Ke tempat ia dilahirkan, ke pasar ikan yang kotor dan dipenuhi pengemis yang kelaparan. Disana ia menuangkan semua sisa parfume ke tubuhnya sehingga membuat semua orang disitu beranggapan sedang melihat malaikat. Dan mereka memakannya hingga tidak ada satu pun yang tersisa.


The End



You May Also Like

5 komentar

  1. Aku sampe terhenyak nonton film ini. Bagus banget. Amazing!!

    ReplyDelete
  2. Anonim >> Yup. Really AMAZING! Ga salah kalau novelnya pun udah cetak puluhan kali and still be best seller. :D

    ReplyDelete
  3. Film nya emang keren banget! :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Anonim,

      Banget ;)

      Terima kasih sudah membaca ulasan ini ;D

      Delete