Spirit Bound ~ Bahasa Indonesia (Chapter 11) Part 1

by - 10:53 PM


BAIKLAH. SEMPURNA.
Perlu beberapa saat untuk kami memutuskan aksi kami selanjutnya. Kami mencoba mengumpulkan beberapa ide untuk melacak Robert dan Victor, dan semua ide tersebut hanya akan mematikan langkah kami. Robert memiliki sebuah telepon seluler, dan karena CIA dapat melacak benda tersebut, kami jelas saja tidak mungkin menggunakannya. Meskipun alamat Robert tertulis di buku telepon itu, aku yakin Victor tidak akan kembali kesana. Dan sementara Adrian dan Lissa mampu merasakan aura pengguna roh, kami hampir tidak bisa pergi kesana-kemari tanpa tujuan di sebuah kota dan berharap menemukan sesuatu.

Tidak, kami sudah kehabisan keberuntungan dengan kedua orang itu. Tidak ada lagi yang bisa dilakukan selain kembali ke Istana dan menghadapi hukuman apapun yang menunggu kami. Kami, aku, telah mengacaukan semuanya.

Dengan matahari yang akan segera terbit — dan melihat bahwa kami sudah tidak lagi memliki seorang kriminal yang dikenali bersama kami, yang bisa menyebabkan kami kembali masuk ke dalam masalah — kawananku dengan muram memutuskan untuk kembali ke Witching Hour untuk merancang rencana perjalanan kami.  Aku dan Lissa yang paling sangat mungkin dikenali disana, namun remaja wanita yang kabur tidak bisa disamakan dengan kategori buronan pengkhianat. Kami memutuskan untuk mengganti permainan dan mendekatkan diri disekitar para penjaga dari pada mengambil lebih banyak resiko terhadap serangan Strigoi sebelum kami bisa keluar dari Vegas.

Witching Hour tidak terlalu berbeda dengan kasino yang pernah kami datangi sebelumnya — kecuali kau tahu apa yang kau cari. Manusia-manusia disana lebih tertarik dengan daya tarik dari permainan dan kemewahan daripada segerombolan pengawal yang memiliki tinggi, kerampingan, dan kulit pucat yang seragam. Dan untuk kami para dhampir? Manusia tidak bisa membedakan bahwa kami bukanlah manusia. Hanya indera  yang luar biasa yang dimiliki para Moroi dan dhampir  yang bisa  membuat kami tahu siapa yang Moroi, Dhampir, atau manusia.

Ada beberapa pengawal berbaur dengan taburan sorakan, obrolan, dan kadang, ratapan diantara kerumunan. Dan seperti yang telah menjadi keharusan bagi para pengawal, hanya segelintir pengawal yang bisa ditempatkan secara penuh di tempat seperti ini. Untungnya jumlah mereka diperkuat oleh mereka yang kaya dan berkuasa yang datang untuk bermain. Para oroi yang gembira berseru-seru di atas mesin slot, atau bermain dalam diam, para pengawal berjaga di sekitar mereka, mengawasi segala hal. Tidak ada Strigoi yang akan datang kesini.

“Sekarang apa?” tanya Lissa, hampir berteriak di tengah suara berisik ini. Ini pertama kalinya kami bicara sejak kami memutuskan pergi ke tempat ini. Kami mendatangi sebuah meja, tepat di tengah-tengah kerumunan ini.

Aku menarik nafas panjang. Suasana hatiku terasa sangat kelam, aku bahkan tidak memerlukan efek energi roh manapun. I sudah kehilangan Victor. Aku sudah kehilangan Victor. Mental diriku yang terus-menerus menyalahkanku berputar tanpa henti.

“Kita cari pusat bisnis mereka dan memesan tiket untuk keluar dari sini,” ucapku. “Tergantung dari seberapa lama sampai kita bisa mendapatkan jadwal penerbangan, kita mungkin perlu menyewa sebuah kamar lagi untuk menunggu.”

Mata Adrian memindai semua tindakan di sekitar kami, matanya menatap berlama-lama di salah satu dari banyak bar yang ada. “Kita akan baik-baik saja jika ingin menghabiskan sedikit waktu disini.”

Aku membentak.”Sungguh? Setelah segala hal yang sudah terjadi, hanya itu yang bisa kau pikirkan?”

Pandangannya yang terpesona berbalik ke arahku dengan cemberut. “Ada banyak kamera disini. Orang-orang mungkin akan mengenalimu. Memiliki bukti bahwa kamu ada di kasino dan bukan di Alaska adalah sesuatu yang bagus.”

“Benar,” aku mengakui. Kurasa suasana khas yang selalu diciptakan Adrian menutupi rasa ketidaknyamanan situasi ini. Selain mengetahui alasan sesungguhnya mengapa aku datang ke Las Vegas, dia juga berhadapan dengan Strigoi langsung — dan Dimitri ada diantaranya. Tentusaja, hal itu bukanlah pengalaman yang gampang untuk Moroi manapun. “Meskipun kita tidak memiliki alibi bahwa kita sebenarnya ada di Alasaka.”

“Selama Victor tidak menampakkan dirinya di sekitar sini, tidak akan satu orang pun yang sadar.” Suara Adrian menjadi pahit. “Yang berarti menunjukkan betapa bodohnya mereka semua.”

“Kita menolong Victor untuk kabur,” kata Lissa. “Tidak akan ada yang berpikir bahwa kita segila itu untuk membantunya kabur.”

Eddie, tetap diam, dan menatapku tajam.

“Jadi semua sudah beres ,” kata Adrian. “Salah satu dari kita memesan tiket. Aku akan memesan minuman dan mencoba beberapa permaina dengan tanganku. Alam semesta memberiku keberuntungan.”

“Aku akan membeli tiket,” kata Lissa, memindai tanda yang memberikan arah ke kolam renang, toilet  dan pusat bisnis.

“Aku akan pergi bersamamu,” kata Eddie. Padahal tatapannya seperti menuduhku sebelumnya, sekarang dia terlihat menghindari tatapanku.

“Oke,” kataku, sambil menyilangkan tangan. “Kabari aku apabila kau sudah selesai, dan aku akan menemukanmu.” kuucapkan itu untuk Lissa, yang berarti dia harus mengabariku melalui ikatan kami.

Diterjemahkan langsung dari Novel Vampire Academy : Spirit Bound karya Richelle Mead oleh Noor Sa'adah. This is truly fanmade and no profit work here.

You May Also Like

8 komentar

  1. Hai Semuanya! ~~
    Mohon maaf, mimin sempat Vakum menulis disebabkan beberapa hal. Semoga novel ini bisa terus ssaya lanjutkan untuk di terjemahkan. Selamat menikmati!

    Duestinae~~

    ReplyDelete
  2. Hai, masih ada buku yg ke 3 (shadow kiss) ??

    Ebook nya cuma ada versi bhs inggris 😥

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Eka!
      Terima kasih sudha berkunjung ke blog ini. Untuk Buku versi bahasa Indonesia sudah tidak cetak lagi dan untuk share bentuk free ebook pun tidak bisa karena terbentur copyright, jadi silakan langsung baca terjemahan sebagian novel Shadow Kiss di blog ini yaa.

      Terima kasih ;)

      Delete
  3. Untuk buka ke 5&6 apakah ada terjemahan bhs indo nya? Krna kl aku cari2 cuma ada verai bhs inggris nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Eka!
      Terima kasih sudah setia membaca blog ini. Untuk buku terjemahan bahasa Indonesia-nya setau mimin cuma sampai buku keempat, kemudian mandek karena penerbitnya tersandung kasus legalitas dan belum ada penerbit lain yang melanjutkan. :(

      Delete
  4. Hai kak kira kira kapan yah dilanjutin?
    Sebelumnya terimakasih karna sudah menerjemahkannya :)

    ReplyDelete
  5. Terimakasih
    Semoga mau dilanjutkan lagi ya

    ReplyDelete
  6. hai kak aku dari masa depan AKA dari 2024 aku masih ngarep kakak bakal lanjut tulisan ini aku sangat nantiin kakak buat lanjut nerjemahin novel ini

    ReplyDelete